Jamur Cordyceps: Hancurkan Otak Lalu Jadikan Korban Mirip Zombie, Kemudian Korban Mati
Keluarga jamur Cordyceps sendiri
terdiri dari 400 spesies dan semuanya menggunakan tubuh makhluk hidup
lain sebagai tempat inang (atau bernaung).
Perlu dicatat, bahwa tak semua jenis jamur keluarga Cordyceps ini berbahaya, beberapa diantaranya bahkan sangat berguna utk pengobatan.
Keluarga jamur Cordyceps sendiri
terdiri dari 400 spesies. Yg dibahas di artikel adalah jenis
Ophiocordyceps unilateralis atau lebih sering disebut Cordyceps
unilateralis.
Jauh di dalam semak hutan tropis dunia,
sejenis jamur menarik namun menakutkan sedang mengintai. Sementara
namanya mungkin tidak pernah terucap di lidah, Ophiocordyceps unilateralis atau lebih sering disebut Cordyceps unilateralis, memiliki modus operandi yang benar-benar tak akan terlupakan.
Dari keluarga jamur Cordyceps, parasit
ini memiliki kapasitas untuk melakukan hal-hal yang sangat buruk bagi
semut yang pada akhirnya mengambil alih sistem saraf dan otaknya.
Kemudian hal-hal benar-benar aneh mulai terjadi.
Kebanyakan spesies dari Cordyceps
menggunakan tubuh serangga sebagai inangnya, namun ada juga spesies yang
menggunakan jamur lain sebagai tempat hidup. Tidak semua spesies
Cordyceps berbahaya, karena ada juga beberapa spesies yang berguna dalam
bidang kesehatan.

Namun, ada juga beberapa spesies yang
benar-benar bisa menciptakan “zombie” sungguhan ribuan tahun lalu,
terutama menggunakan tubuh serangga.
Salah satu spesies jamur “zombie” yang menyita banyak perhatian adalah Cordyceps unilateralis yang dibahas pada awal artikel ini.
Jamur ini menggunakan tubuh serangga lain
seperti semut yang paling sering menjadi korban, digunakan untuk
melengkapi siklus hidupnya. Jamur lantas hidup di dalam organ tubuhnya.
Semut yang terinfeksi jamur ini, jaringan tubuhnya akan “dimakan” oleh
jamur tersebut, dan digantikan oleh organ-organ tubuh si jamur.
Otak semut akan diserang dari dalam oleh
jamur ini, lalu otak akan rusak. Semut akan tak terkendali dalam banyak
hal, mirip zombie!
Biasanya kebanyakan semut yang otaknya
telah terkena jamur ini akan naik ke atas batang atau tumbuhan, atau
menuju dimana sinar matahari bersinar lebih terang.

Jamur
Cordyceps unilateralis menyerang semut – Tampak semut mati dengan jamur
Cordyceps yang tumbuh tinggi di kepalanya, Jika sudah dewasa, jamur
Cordyceps akan meledak dan menyebarkan spora-spora kepada calon korban
berikutnya.
Tak berapa lama kemudian, semut akan
berjalan tertatih-tatih namun tetap merangkak naik, lalu berhenti
bergerak, dan kemudian mati.
Beberapa jam setelah mati, dari kepala semut akan tumbuh jamur Cordyceps unilateralis ini, dengan cara menembus tengkoraknya!
Jamur Cordyceps unilateralis terus tumbuh panjang mirip batang lidi, hingga suatu saat ujung jamur itu akan pecah dan menebarkan spora-sporanya.
Jadi, jika di sekitar tempat itu ada semut atau serangga lainnya, maka serangga itu akan terkena lagi.
Lalu semut itu menjadi zombie lagi, kemudian mati dan jamur akan tumbuh menembus tengkoraknya lalu jamur pecah kembali, dan begitu seterusnya.
Namun koloni semut terus belajar dan akan tahu akibat buruk dari jamur ini.
Semut-semut yang telah terkena jamur Cordyceps unilateralis biasanya diketahui oleh semut-semut penjaga, mereka yang telah terinfeksi akan berjalan tak wajar, lambat atau diam saja.
Maka para semut pesakitan tersebut akan
diangkut oleh semut penjaga, lalu dibuang ke bawah hutan tropis agar
koloninya tidak terkena.
Satu-satunya yang tersisa dari si semut
setelah terkena jamur ini adalah lapisan tubuh bagian luar termasuk
tanduknya. Lambat laun, jamur tersebut akan mulai tumbuh di tubuh semut
tersebut melalui bagian kepala dan tubuh.
Dan setelah jamur tumbuh dewasa, pada
ujung jamur akan “meledak” lalu melepaskan spora-spora yang tersebar
melalui udara, dan memulai siklus hidup barunya.
Beberapa spesies Cordyceps lain hanya
membutuhkan inang sebagai tempat hidup dan tidak mengubah mereka sebagai
zombie. Contohnya adalah Cordyceps ignota yang biasanya menginfeksi
laba-laba.
Spora-nya akan hidup di dalam tubuh
laba-laba, lantas tumbuh di kaki-kakinya. Setelah semua bagian dalam
tubuh laba-laba sudah dipenuhi oleh jamur ini, maka lambat laun
laba-laba tersebut bisa mati.
Dapatkah Manusia Tertular Jamur Mematikan Ini?
Tapi ada pertanyaan besar yaitu bisakah pandemi jamur parasit mengerikan ini, seperti sudah diangkat dalam PC Game “The Last of Us” dapat benar-benar terjadi?
“Ini adalah pemikiran tinggi kedepannya
terhadap spesies manusia untuk berpikir salah satu parasit yang kini
berasal dari jamur khusus yang dapat mengontrol perilaku semut. Tetapi
sejarah kedokteran menunjukkan kepada kita bahwa ada banyak dan banyak,
bahwa parasit dapat melompat dari hewan ke manusia dan kemudian memiliki
efek gila,” kata Dr Hughes.
“Kita secara terus-menerus menghirup
miliaran spora jamur setiap harinya dan sistem kekebalan tubuh kita
sangat baik untuk mengatur dan mencegah infeksi tersebut. Kita kadang
melihat jamur dapat melompati ‘spesies penghalang’, lalu pergi
menjangkiti dari satu hewan ke manusia. ‘
Ia mengatakan sebagai contoh, penderita
AIDS di Asia Tenggara telah meninggal akibat infeksi jamur yang
dikontrasi dari mamalia kecil.
Di bagian AS, penyakit jamur coccidiodomycosis (atau Valley Fever) membunuh ratusan orang setahun setelah terjadi kontraksi dari spora yang menyapu udara dari tanahnya.
“Ini hal bodoh untuk berpikir kita hidup
di dunia yang bersihkan atau dilindungi dari wabah massal,” kata Dr
Hughes, sebelum terbukti daftar contoh nyata penyakit yang dulu tak ada
seperti influenza, flu burung, SARS dan AIDS.
Namun, ia yakin wabah tersebut lebih
cenderung berasal dari virus daripada jamur. Dan ia mengatakan bahwa
jamur juga merupakan kekuatan positif dari alam.
“Jamur justru sangat baik dalam menghasilkan senyawa yang mempengaruhi fisiologi dan neuro-biologi mamalia,” jelasnya.
“Cukup sering efek disengaja mereka
sebagai seleksi alam tidak dirancang untuk hal-hal seperti itu bagi
manusia, tapi justru kita mengambil keuntungan dari mereka, itu sangat
dasar dari seluruh industri antibiotik kita.
“Penisilin, yang telah merevolusi umat
manusia, berasal dari jamur yang memproduksi senyawa. Jamur yang secara
terus-menerus berperang dengan organisme lain dan kita memanfaatkan itu.
” tambahnya.
Di garis depan eksploitasi sedang
diupakan untuk menggunakan salah satu senyawa dari keluarga Cordyceps
untuk melawan penyakit kanker.
Namun Dr. Hughes mungkin lupa, bahwa
spora Anthrax yang berasal dari jamur yang juga sangat berbahaya bagi
mamalia dan manusia, lagi pula jamur Anthrax tak akan bisa punah, hingga
kini pun belum ada obat yang ampuh untuknya.(metro.co.uk/icc).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar